kCqpW6681DN7hsMrsZd7QDwy3lut7zXhqjvEIQAf
Bookmark

Mengenal Scaffold Parenting, Ajarkan Anak Belajar dari Kesalahan

Dengan berjalannya waktu, pola asuh anak kian beragam serta menarik untuk dipelajari oleh para orangtua. Kabar baiknya, tren pola asuh yang kini ada semakin positif dan bisa meninggalkan pola asuh berbasis kekerasan pada seorang anak. Menurut karya psikolog Lev Vygotsky semenjak awal tahun 1900-an, Scaffold parenting dapat menjadi pola asuh yang diimplementasikan oleh orang tua terhadap anak. 

Mengenal Scaffold Parenting

Scaffolding parenting merupakan pola asuh yang mampu membantu sang anak dalam mengelola tugas yang tidak bisa mereka tangani sendiri. Hal tersebut memerlukan kebijaksanaan dari orang tua mengenai kapan harus memberikan bantuan dan membiarkannya untuk melakukan kesalahan. Ya, adanya kesalahan ini bisa menjadi sarana belajar untuk anak guna mengetahui dampak serta cara memperbaikinya.

Mengutip dari “Fatherly”, Julian Lagoi, MD, yang merupakan seorang psikiater dari Mind Path Health mengatakan,”Scaffold parenting merupakan pola asuh yang memungkinkan seorang anak untuk belajar dari kesalahan yang diperbuatnya.”

Dr. Julian menambahkan, dari perspektif perkembangan anak, scaffolding parenting ini bisa membantu anak untuk mengembangkan kebajikan yang lebih baik lagi di dalam hidupnya. Terdapat 5 karakteristik di dalam scaffolding parenting yang bisa membantu para orang tua untuk membesarkan anak-anak yang tangguh. Berikut penjelasan nya!

Empati

Ketika keadaan jadi sulit, orangtua memberikan empati kepada sang anak dengan memberitahukan bahwa mereka tak akan meninggalkannya. Dengan begitu anak akan mengerti bahwa mereka tak bakal dibiarkan untuk menderita sendirian dan punya orangtua untuk membantu memproses ketidaknyamanannya.

Hal tersebut bakal mengajarkan kepada sang anak untuk memahami kesalahannya lantaran orang tuanya senantiasa hadir memberikan dukungan.

Validasi

Pada saat anak-anak tengah mengalami kegagalan, memvalidasi usaha mereka merupakan cara terbaik demi memberi umpan positif. Cobalah untuk mengakui seluruh emosi yang dirasakan oleh anak dan juga perjuangan yang sudah mereka lakukan demi mencapai sesuatu. Ya, validasi ini bakal membantu anak untuk membangun rasa kepercayaan dirinya, mendorongnya untuk terus belajar, seeta membuat lebih banyak kesalahan yang pada akhirnya akan menjadi pelajaran.

Intervensi

Karakteristik Scaffold parenting selanjutnya yaitu intervensi yang merupakan campur tangan orang tua pada saat anak sedang mengalami kesulitan. intervensi ini sangatlah penting, akan tetapi tetap harus diatur batasannya. Ali-alih memperbaiki keadaan karena seluruh kesalahan anak, lebih baik carilah peluang dengan memberi waktu kepada sang anak untuk dapat mengatasinya sendiri.

Pada saat anak mengalami kesulitan, silahkan membantu anak untuk berhenti sejak, kemudian ajaklah merenungkan kesalahannya. Selanjutnya biarkan anak memecahkan masalah melalui caranya sendiri.

Struktur

Memberikan jadwal yang teratur kepada anak-anak merupakan alat yang bisa membantu untuk menumbuhkan kemandirian dengan cara mengatur waktu mereka. Punya rutinitas serta jadwal sangat bagus bagi anak-anak, lantaran bisa mengajarkan ketertiban di dalam hidup mereka. Perlu Anda ingat, pada saat menyusun jadwal, silahkan ikut melibatkan pendapat dari anak-anak. Tujuannya yaitu supaya mereka tak merasa kewalahan ketika menjalankan rutinitasnya.

Dorongan

Pada saat anak-anak sedang mengalami kegagalan atau merasa frustasi, mereka tentu butuh dukungan demi membantunya bangkit kembali. Sebagai orang tua, mengekspresikan dukungan terhadap anak mampu membantunya dalam membangun rasa percaya diri mereka pada saat mereka tidak mempercayai diri sendiri.

Manfaatnya untuk Anak-Anak

Dengan bertumpu pada karakteristik Scaffold parenting di atas, orang tua bisa membantu anak untuk meningkatkan rasa percaya diri, harga diri, juga keterampilan anak dalam mengelola emosinya serta menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan demikian, anak akan berkembang jadi orang dewasa yang memiliki sifat suportif, optimis, dan mampu member struktur untuk diri mereka sendiri kelak.

Posting Komentar

Posting Komentar